Profil Putra Aji hingga rekam jejaknya hacker-nya
Putra Aji Adhari merupakan pria asal Banten yang lahir pada 1 Februari 2004 sehingga kini berusia 18 tahun. Putra merupakan empat bersaudara dan ia anak bungsu.
Pada 2019 lalu, Putra Aji sempat jadi perbincangan publik karena berhasil meretas situs NASA ketika masih duduk di bangku SMA dan berusia 15 tahun. Dengan kemampuan hebatnya tersebut, banyak yang mengajak Putra Aji untuk bergabung dengan proyek penetrasi situs.
Rupanya Putra Aji belajar hacker secara otodidak lewat Google kemudian bergabung dengan sebuah komunitas. Ia memang mulai menekuni dan belajar tentang dunia hacker sejak berusia 12 tahun. Setelah beberapa bulan bergabung, kemampuan Putra Aji cukup pesat bahkan mampu meretas website salah satu bank di Indonesia.
Disebutkan bahwa Putra Aji pernah mendapat kontrak proyek satu bulan seharga Rp 25 juta. Beberapa pelanggan yang memakai jasa hacker Putra Aji adalah bank plat merah dan swasta. Ia juga sempat mendapat proyek dari salah satu media online dan lainnya. Putra Aji menggunakan pendapatannya itu untuk upgrade perangkat kerjanya.
Puncaknya Putra Aji berhasil meretas dan membobol situs NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) yang dijaga sangat ketat. Saat itu ia ditawari bekerja sebagai Chief Technology Officer (CTO) di salah satu perusahaan start up.
Baca Juga: Hacker Situs NASA Bocorkan Identitas Bjorka, Sebut Mereka Tim Asal Indonesia
Dilihat dari profil Instagram @putraajiadhari_, Putra Aji sekarang bekerja sebagai Founder dan CEO di salah satu platform Cybersecurity. Ia juga sebagai CTO dari startupgen.
Kumpulan Berita Pembobol Situs Nasa Terbaru Dan Terkini
Rabu, 21 September 2022 | 19:22 WIB
Partner Serang | 20:49 WIB
Mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengusulkan agar TNI bisa menggandeng remaja-remaja peretas atau hacker di Indonesia sebagai daya tawar menghadapi gangguan dan hambatan keamanan di sektor siber yang berasal dari luar Indonesia.
Hal itu disampaikan Hendro saat mengisi webinar yang digelar oleh Korps Hukum TNI AD, Selasa (23/2).
"Ini kita punya kemampuan mendekati anak-anak kita. Perhatikan ini. Tempel. Lalu bagaimana caranya ini jadi bargaining power kita," kata Hendro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendro menyebut ada beberapa remaja terampil meretas situs-situs populer dan bisa dimanfaatkan potensinya. Salah satunya adalah bocah berusia 16 tahun asal Tangerang bernama Putera Adji Adhari yang sempat membobol situs keamanan NASA.
Diketahui, Putera memiliki keterampilan di bidang komputerisasi secara otodidak. Ia terampil mencari kelemahan sistem dari suatu instansi, lalu menginformasikannya ke instansi terkait agar dapat memperbaikinya.
"Jadi situs keamanan NASA itu dihack oleh bocah SMP. Dia karena hobi, dia piawai, dia bisa nge-hack situs keamanan NASA," kata Hendro.
Tak hanya Putera, Hendro juga menyoroti anak bernama Jim Geovedi asal Lampung yang sempat meretas satelit Indonesia dan China.
Jim sendiri dikenal sebagai hacker Indonesia dengan reputasi global. Ia kerap hilir mudik menjadi pembicara pertemuan para hacker yang dibalut nama seminar sistem keamanan di pelbagai negara di dunia.
"Karena itu, eh kamu jangan ganggu kita. Kalau kamu ganggu, kita juga bisa ganggu. Anak 15 tahun kita aja bisa ganggu kamu kok. Banyak anak 15 tahun di Indonesia lainnya yang jago. Itu bisa. Itu jadi pemikiran, tawaran saya," kata dia.
Hendro berharap masyarakat Indonesia dan TNI khususnya jangan mau hanya dikurung dalam penjara besi kapitalisme digital internasional yang kini marak perkembangannya.
Ia menyarankan agar pemerintah dan prajurit TNI bisa mengatasi pelbagai gangguan yang muncul dari kapitalisme digital tersebut.
"Kalian jangan mau saja dikurung dalam kurungan besi kapitalisme mancanegara yang sudah serba digital. Kita ga akan ada apa-apanya kalau gak bisa atasi hambatan apalagi tantangan. Just answer the challenge," kata dia.
Suara.com - Identitas dari sosok hacker Bjorka hingga kini masih menjadi tanda tanya besar. Pemerintah tampaknya masih gencar untuk memburu peretas yang sudah berhasil membobol data pribadi masyarakat dan data pribadi para pejabat.
Beberapa waktu lalu, seorang pemuda penjual es di Madiun tertangkap polisi dan dijadikan tersangka dalam kasus Bjorka. Pemuda yang diketahui bernama Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH itu berperan menyediakan kanal Telegram Bjorkanism bagi hacker beridentitas Bjorka tersebut.
Namun, belakangan ini seorang pemuda bernama Putra Aji menjadi perbincangan usai buka-bukaan menyebut kemungkinan Bjorka adalah orang Indonesia. Pembobol situs NASA ini bahkan mengungkap Bjorka merupakan tim, bukan individu.
Lantas siapa Putra Aji sebenarnya yang membongkar identitas Bjorka tersebut? Simak profil Putra Aji berikut ini.
Baca Juga: Agung Si Penjual Minuman Es dari Madiun, Diperalat Sebarkan Paham Bjorka dan Dibayar Pakai Bitcoin
- Kepolisian Rumania mengklaim telah menangkap TinKode, hacker yang cukup tersohor karena berhasil memobobol sistem keamanan komputer badan antariksa National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Pentagon beberapa waktu lalu.
TinKode, yang memiliki nama asli Razvan Manole Cernaianu, 20 tahun, mahasiswa TI di Timisoara Romania itu sebelumnya berhasil menggasak sejumlah data penting milik NASA dan Pentagon.
Ironisnya, data yang amat sensitif itu ia posting melalui blog pribadinya. Tak hanya itu, pemuda ini juga memberikan tutorial lengkap bagaimana membobol NASA dan Petagon yang dikemas dalam bentuk video.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dari PCmag, Kamis (2/2/2012), hacker muda itu kini harus berurusan dengan pihak berwajib Rumania atas perbuatannya tersebut.
Graham Cluley, konsultan teknologi dari perusahaan keamanan Sophos mengatakan sudah mengetahui sepak terjang TinKode sejak lama. Hacker ini memang sering mempublikasikan celah yang ada di situs-situs tertentu.
"Menurut saya, dalam beberapa tahun aksi TinKode hanya kenakalan yang didorong rasa ingin mempublikasikan. Bukan serangan berbahaya yang biasa kita hadapi," kata Cluley.
Hingga kini kepolisian Rumania tengah bekerjasama dengan FBI dan NASA untuk melanjutkan proses hukum TinKode. Hacker ini juga diduga terlibat dalam penyerangan situs Britain Royal Navy.
RIAUONLINE - Publik di dunia maya tengah menyoroti aksi hacker Bjorka yang membobol sejumlah data penting dari lembaga-lembaga hingga para pejabat.
Bjorka mengaku sebagai hacker asal Polandia. Namun hingga kini, kepolisian masih kesulitan mengungkap keberadaan serta identitas Bjorka.
Hacker pembobol situs NASA, Putra Aji Adhari, mengungkap bahwa besar kemungkinan sosok Bjorka masih orang Indonesia.
Putra Aji membocorkan hal itu saat diwawancarai seorang pewarta di sebuah unggahan video akun TikTok @jaamaahiphonebypass.
"Kita ingin tau sebenarnya Bjorka asalnya dari mana? Apakah IT adressnya di Indonesia atau di luar negeri. Bisa dilacak nggak kayak gitu," tanya seorang pewarta dikutip dari Suara.com, Rabu, 21 September 2022.
"Kalau masalah domisili saya tidak tahu ya, tapi ini kesimpulan yang saya ambil dari internet. Terus kayak spekulasi-spekulasi dari masyarakat kelihatannya kayak masih orang Indonesia sih Bjorka ini," jawab Putra Aji.
"Tapi kita tetap hasil nunggu hasil statement pemerintah Indonesia aja," tambahnya.
"Bjorka ini hacker yang bebas atau terafiliasi dengan kelompok tertentu?," tanya pewarta itu lagi.
"Kalau yang saya baca di berita sih Bjorka ini memang tim gitu sih. Logika aja sih sehabis bocorkan data KPU di forum blackhead. Nah terus dua bulan itu dia langsung membocorkan data-data lainnya jadi nggak masuk akal kalau dia sendiri," tandasnya.
Sontak, pernyataan Putra Aji itu memantik perhatian warganet. Banyak warganet yang menganggap bahwa pembobol NASA itu sangat berhati-hati menjawab pertanyaan dari pewarta tersebut.
"Main aman yah wkwkk karena kalian sama wkwk," ucap akun @mr.fi**.
"Ya kali harus bocorin info, walau pun tau dan dibocori pasti gak dapat imbalan dari pihak konoha," tutur akun @asta**.
"Sebenarnya bang Aji tau, cuman dia gak mau ikut campur," ujar akun @edygan**.
"Langkah bijak dari bang Aji bagus sih gak ikut campur, biarkanlah pemerintah konoha bekerja sendiri dengan kroco-kroconya karena mereka udah punya otoritas," pungkas akun @zaid**.
Kemungkinan Bjorka orang Indonesia?
Putra Aji mengungkap bahwa kemungkinan besar sosok Bjorka masih orang Indonesia. Namun untuk domisili Bjorka sendiri, Putra Aji tak bisa menyebutkan karena opininya berdasarkan spekulasi yang berasal dari internet.
"Kalau masalah domisili, saya tidak tahu ya, tapi ini kesimpulan yang saya ambil dari internet. Terus kayak spekulasi-spekulasi dari masyarakat kelihatannya kayak masih orang Indonesia sih Bjorka ini. Tapi kita tetap hasil nunggu hasil statement pemerintah Indonesia aja," kata Putra Aji.
Selain itu Bjorka disebut merupakan tim bukan individu. Putra Aji pun menjelaskan alasannya.
"Kalau yang saya baca di berita sih Bjorka ini memang tim gitu sih. Logika aja sih sehabis bocorkan data KPU di forum blackhead. Nah terus dua bulan itu dia langsung membocorkan data-data lainnya jadi nggak masuk akal kalau dia sendiri," sambung Putra Aji.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Kesibukan Putra Aji Adhari, hacker pembobol situs NASA pada 2019 (Foto: BBC)
JAKARTA - Kehadiran Bjorka yang membuat heboh di Indonesia setelah membocorkan berbagai data juga menyeret nama Putra Aji Adhari. Ia merupakan pemuda kelahiran Banten yang berhasil membobol situs NASA pada 2019 lalu.
Putra yang saat itu masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas tiga SMP, berhasil masuk ke salah satu sistem situs Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang memang saat itu sedang melakukan sayembara.
Berkat kemampuannya tersebut, kini Putra bekerja sama dengan beberapa perusahaan baik di dalam negeri maupun asing. Selain itu, pemuda yang lahir pada 1 Februari 2004 itu juga merupakan seorang Founder dan CEO Sibertrenid.
Sejak viral setelah membobol situs NASA, Putra juga mendapatkan panggilan dari beberapa perusahaan untuk keamanan siber. Bahkan, memiliki satu project yang nilainya mencapai puluhan juta.
“Setelah membobol situs NASA dan ramai diperbincangkan, saya mendapat beberapa panggilan. Saat itu kebanyakan dari perbankan pelat merah,” kata Putra kepada MNC Portal.
“Saya mendapat banyak panggilan dari pemerintah Indonesia dan juga banyak mendapatkan dukungan. Saat itu saya diminta untuk mengaudit sistem keamanan mereka,” tambahnya.
Beberapa perusahaan yang pernah meminta bantuannya memang kebanyakan berasal dari bank pelat merah. Namun, itu membuka jalan bagi Putra Aji Adhari untuk melebarkan sayapnya di dunia cyber scurity.
Menariknya, Putra tidak pernah mempelajari ilmu informatika secara resmi. Ia menekuni dunia ini secara otodidak, sumbernya dicari dari Google, dan bergabung dengan komunitas white hat hacker.
Berkat kemampuan yang lebih terasah, kini Putra Aji Adhari dipercaya oleh empat perusahaan besar untuk mengelola keamanan siber mereka untuk mencegah kebocoran data.
“Sekarang saya dikontrak oleh tiga perusahaan swasta di Indonesia dan satu perusahaan asing untuk keamanan siber mereka. Tetapi saya juga menganbil proyek lain yang masih terkait dengan cyber security,” ujar Putra.
Kepedulian Putra Aji Adhari terhadap SDM di Indonesia yang masih sangat kurang dalam hal keamanan siber, menggerakkannya untuk membangun Sibertrenid. Itu merupakan perusahaan yang melatih kemampuan seseorang untuk menjadi peretas.
“Tujuan saya membangun Sibertren untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan keamanan siber. Saya juga menyediakan pelatihan untuk meretas,” ucap Putra.
“Menurut saya di Indonesia sangat kurang dalam dunia cyber security. Untuk saat ini masih fokus pelatihan, namun harapan saya Sibertren bisa menjadi penguji keamanan siber.”
Putra Aji Adhari juga mengatakan, saat ini Sibertren memiliki instruktur yang tersertifikasi internasional.
Menurutnya, jika lebih banyak praktisi di dunia keamanan siber, maka sistem keamanan siber di Indonesia bisa lebih kuat.